Rabu, 28 Desember 2011

Internet download Manager


Langkah-langkah nya:
1. Matikan terlebih dahulu koneksi internet,
agar Internet Download Manager (IDM) tidak berhasil melakukan Automatic Update.

Saat pengisian Serial Number bila komputer dalam kondisi terhubung ke internet,
dipastikan Serial Number akan langsung di Black List (Fake Serial Number) akibat Automatic Update.

2. Di bagian atas IDM, pilih menu Downloads, Options, pilih tab Dial Up, hilangkan centang Use Windows Dial Up Networking, lalu OK.

Hal ini bertujuan mencegah IDM melakukan Auto Dial untuk verifikasi Serial Number.

3. Di bagian atas IDM, pilih menu Registration, lalu Registration.

First Name :
Paja

Last Name :
rao

E-mail :
pajaraobatam@gmail.com

Serial :
LX2HH-76JYH-BWU14-V9AEG

4. Koneksikan kembali internet.

5. Jalankan IDM.

Kini IDM siap digunakan dalam kondisi Full Version.

6. Setelah komputer di Restart,
bila IDM menyatakan belum teregistrasi selama 15 hari,
maka ulangi langkah pertama sampai langkah terakhir.

Hal ini menjaga IDM tetap dalam kondisi Full Version.

Ingat :

Gunakan hal ini secara bijaksana untuk tujuan pendidikan.

Bila tertarik dengan IDM,
dukunglah pembuat IDM dengan memberikan bayaran yang sesuai.

Senin, 19 Desember 2011

Program Kerja MGMP KKPI SMK BATAM 2010-2015


1.MEMBUAT PROTA/PROMES//RPP KKPI
2. MEMBUAT LKS KKPI SEMESTER GENAP 2012
3. MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN KKPI
4. RENCANA MEMBUAT KUMPULAN SOAL KKPI SEMESTER GENAP/UAS 2012

A. Program Strategis
Untuk mendukung visi dan misi MGMP SMK Batam, maka beberapa program strategis yang menjadi prioritas, sbb.:
1. Memotivasi guru untuk bergabung dan aktif dalam setiap kegiatan MGMP.
2. Melaksanakan kegiatan MGMP melalui pola kerja, metode dan strategi yang lebih baik.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih intensif bagi peningkatkan kualitas dan profesionalisme guru.
4. Melakukan pendekatan terhadap lembaga terkait, baik eksekutif maupun legislatif untuk lebih memerhatikan keberadaan MGMP beserta kegiatan-kegiatannya dengan memberikan dukungan dana yang dianggarkan dalam APBN dan APBD setiap tahun.
5. Melakukan pendekatan kepada sekolah/komite sekolah untuk memberikan motivasi bagi guru-guru yang ada di sekolah masing-masing untuk mengikuti kegiatan MGMP.
6. Memberdayakan dan mengembangkan potensi sumber daya guru secara berkelanjutan dalam mendukung kegiatan-kegiatan MGMP tingkat Kota Batam
7. Melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih intensif bagi peningkatkan kualitas dan profesionalisme guru.
8. Mendorong pihak stakeholder untuk membantu mengembangkan MGMP, misalnya sekolah, komite sekolah, MKKS, LPMP, P4TK, dan masyarakat.
9. Menjadikan MGMP SMK Kota Batam sebagai pilar utama bagi berkembangnya organisasi profesi guru dalam pembinaan profesionalisme guru di daerah.
10. Menjadikan MGMP SMK Negeri dan Swasta Kota Batam sebagai MGMP Percontohan di Batam  khususnya dan Indonesia umumnya dalam kegiatan peningkatan profesi guru di daerah.
B. PROGRAM KERJA TAHUN 2009-2011
Program Kerja I : PERTEMUAN BERKALA PER MATA PELAJARAN
Rincian Program :
a. Pertemuan berkala sekali sebulan setiap tanggal 10  atau menurut keperluan, para guru mata pelajaran sejenis yang membahas: kurikulum/silabus, program tahunan, program semester, satuan pelajaran, rencana pelajaran, pendalaman materi, perakitan soal ulangan harian dan semester, analisis ulangan harian, pembuatan LKS dan praktikum
b. Pembuatan perangkat pembelajaran guru
c. Sarana pengembangan inisiatif dan inovatif dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran melalui berbagai metode pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan
d. Problem Solving
e. Pendalaman Materi
f. Kajian dan Evaluasi Pelaksanaan PBM
g. Inovasi dan Teknologi Pembelajaran
Program Kerja II : PENINGKATAN KUALITAS TENAGA FASILITATOR
Rincian Program :
Melaksanakan pelatihan dan pertemuan rutin bagi fasilitator (TOT) untuk membahas masalah-masalah:
a. Pengembangan dan Penyempurnaan silabus
b. Sistem Pengujian
c. Problem Solving dalam PBM
d. Teknologi dan Inovasi Pembelajaran
e. Pengembangan Profesi
f. Kajian Pelaksanaan PBM
g. Metode Pembelajaran Berbasis ICT
 
Program Kerja III: PEMBENTUKAN TEAM WORK DAN TEAM
MONITORING DAN EVALUASI
Rincian Program :
a. Pembentukan Team Work Pengembang Kurikulum
b. Pembentukan Team Work Penilaian
c. Pembentukan Team Work Fasilitator Mata Pelajaran
d. Pembentukan Team Monitoring dan Evaluasi Internal MGMP
Program Kerja IV : PENGUSULAN DANA BLOCK GRANT MGMP DAN DANA OPERASIONAL MGMP
Rincian Program :
a. Peningkatan kualitas Proposal pengajuan Dana Block Grant ke LPMP Riau/P4TK Medan
b. Bantuan teknis penyusunan proposal untuk pengusulan block grant bagi MGMP.
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi bagi mata pelajaran yang telah menerima block grant.
Program Kerja V : PEMANTAPAN POLA KERJA DAN METODE
PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU
Rincian Program :
Pemantapan pola kerja, pemantapan personil, pemantapan arah dan tujuan bersama, pemantapan metode pencapaian tujuan, dan menghasilkan produk nyata.
Program Kerja VI : PEMBUATAN KISI-KISI UJIAN SEKOLAH/
PERAKITAN SOAL UJIAN SEKOLAH
Rincian Program :
Penyusunan kisi-kisi soal ujian sekolah untuk digunakan dalam penyusunan soal ujian sekolah bagi seluruh SMK Negeri dan Swasta di Kota Batam. Peserta terdiri dari guru-guru mata pelajaran yang berkompeten dalam penyusunan kisi-kisi ujian sekolah.
C. PROGRAM JANGKA PANJANG
Pentahapan proses pengembangan profesioanlisme guru jangka panjang melalui MGMP yang meliputi tahap aktifasi, dinamisasi, akselerasi, dinamik-stabilitasasi. Pentahapan berdasarkan time table rencana kerja periode 2010-2015 adalah sebagai berikut:
Tahapan :
Tahun 2010-2011
Aktifasi-revitalisasi dengan sasaran mengaktifkan simpul-simpul network pengembangan profesionalisme guru dan legalitas MGMP Revitalisasi Kelompok/Musyawarah, Pemahaman terhadap pola kerja pengembangan. Reorientasi, pemikiran menuju kemauan berkembang dengan bergabung dan aktif dalam kegiatan MGMP, mengikuti kegiatan untuk meningkatkan wawasan dan networking
Tahun 2011-2012
Dinamisasi-dengan sasaran konsistensi gerakan dinamisasi dalam mencapai tujuan profesionalisme guru.
Pemantapan pola kerja, pemantapan personil, pemantapan arah dan tujuan bersama, pemantapan metode pencapaian tujuan, menghasilkan produk nyata.
Aktiv bergabung dalam MGMP secara mandiri tanpa paksaan, menyampaikan ide dan melaksanakan, senang bergabung dengan MGMP, dinamis dalam bekerja dan produktif
Tahun 2012-2013
Akselerasi- dengan sasaran percepatan dan pertumbuhan ide-ide dari para guru dalam MGMP untuk mandiri meningkatkan kompetensi profesinya, sehingga peningkatan kulifikasi, sertifikasi dapat tercapai.
Dengan kemantapan organisasi, melangkah dengan dinamika tinggi, produktifitas tinggi dan semakin banyak kegiatan yang positif dan menarik untuk para guru. Kemandirian kelompok/musyawarah dimantapkan, peran masing-masing anggota diperkuat, kualifikasi dan sertifikasi serta kompentensi anggota meningkat tajam.
Guru berlomba-lomba meningkatkan profesionalismenya, diantaranya dengan lebih banyak jumlah guru yang dapat meningkat kualifikasinya dan semakin banyak guru yang berlomba-lomba untuk mendapatkan sertifikasi profesi serta semakin banyak jumlah guru yang bekerja keras dalam jalur profesinya.
Tahun 2013-2015
Stabilisasi kondusif.
Para guru mempunyai pengalaman selama menjalankan tahapan dinamisasi dan akselerasi. Aktivitas yang efektifitasnya tinggi dipilih untuk tetap dilakukan. Tahapan ini merupakan tahapan menjaga stabilitas kondisi dinamis dan ekonomis.
Stabilitas MGMP, sebagai organisasi/forum berbadan hukum, aktif dan konstruk dalam kegiatan bersama, mempunyai network lokal, nasional dan internasional yang yang kuat. Mempunyai metode-metode implementasi ide yang efektif, mengembangkan citra guru, mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Kesejahteraan sebagian besar guru dalam MGMP meningkat, kulifikasi dan sertifikasi sebagian besar guru tuntas. Guru mampu mengekspresikan pemikirannya, guru mempunyai kepribadian proaktif untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengajar dan berkreasi dengan siswa.

Rabu, 27 April 2011


Saya sangat tergoda untuk membuat tulisan tentang cara mudah membuat tulisan, walaupun secara pribadi, saya bukanlah termasuk orang yang pandai membuat tulisan. Padahal sudah banyak orang memberikan kiat-kiat menulis, tak terhitung jumlahnya, termasuk lagi dengan pelatihan-pelatihan menulis, namun masih saja terasa sulit untuk membuat tulisan.

Oleh karena itu, pada judul saya diatas, sedikit diberikan tambahan, new version. Bukan mau bikin beda atau aneh-anehan, cuma mencoba memberikan solusi sedikit. Ya, sedikit saja, tidak merubah konstalasi berpikir pembaca.

Pertama, menulis adalah sesuatu yang sangat alami, tidak perlu grogi atau nervous. Sama halnya seperti berbicara, berkomunikasi kepada orang lain, ketika kita lahir dan tumbuh, kita sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, menerima informasi dan menyampaikan informasi kepada orang lain. Terlepas dari berkomunikasi dengan satu orang, atau hanya berkomunikasi kepada orang-orang terdekat saja, intinya sama saja, menyampaikan informasi.

Informasi dapat berupa sesuatu yang kita lihat apa adanya, yang sering kita sebut data, atau informasi yang sudah kita olah, yang kita sebut dengan opini. Menyampaikan informasi kepada orang lain secara lisan atau isyarat, mungkin sudah menjadi bahasa keseharian kita, selama informasi ini dapat dipahami oleh orang yang kita sampaikan, maka fungsi komunikasi sudah berjalan.

Tidak berbeda dengan bahasa tulisan, jika kita hanya mau menyampaikan informasi berupa data saja, Insya Allah tidak ada masalah. Contohnya, ketika melihat tikus mati di pasar, kita diminta menulis apa yang kita lihat, maka kita tinggal menuliskan saja, saya melihat tikus mati di pasar, tidak lebih. Mudah sekali, menyampaikan sesuatu sesuai data yang ada. Tidak perlu menganalisa, dan tidak perlu memberikan tanggapan.

Nah, sekarang apa bedanya penulis yang baik dan penulis yang kurang baik. Bedanya adalah, dalam memaparkan data tersebut. Untuk penulis pemula, mungkin kesulitan memberikan kata-kata diluar data yang ada, sehingga dalam menyampaikan tulisan, hanya menyampaikan data saja. Sampai disini, tidak ada masalah, semua orang dapat melakukan.

Sekarang kita melangkah sedikit lebih jauh, dalam menyampaikan data, kita tambahkan sudut pandang, untuk menjadi penulis yang baik. Sewaktu kita menuliskan ada seekor tikus yang mati dipasar, yang merupakan data, kita tambahkan keterangan tempat, contohnya, ada seekor tikus mati di lorong menuju pasar, disamping toko kelontong, diseberang warung makan. Dengan menambahkan sedikit keterangan tempat, maka cerita tersebut menjadi lebih jelas, dan mungkin sedikit menarik.

Untuk menambahkan latar belakang suatu cerita atau data, dan untuk lebih memperjelas apa yang terjadi, disinilah kita dapat menggunakan rumus penulisan yang sudah ratusan tahun digunakan, yakni 5W + 1H. What, where, when, who, why dan how.
Ketika kita menyampaikan suatu berita, sesuai dengan kaidah 5W + 1H, maka kita sudah memaparkan sesuatu sesuai dengan kaidah penyampaian informasi, dalam hal ini adalah penyampaian berita secara rinci. Tidak susah kan?

Kita ambil contoh yang sangat sederhana, hari ini, Presiden SBY menandatangani perjanjian kerjasama dengan Ketua delegasi Hamas di Jakarta, untuk mengirimkan pasukan khusus Indonesia guna mengusir tentara Israel dari jalur Gaza.
Mari kita rinci, whatnya adalah perjanjian kerjasama, wherenya adalah di Jakarta, whennya adalah hari ini, whonya adalah Presiden SBY dan Ketua delegasi Hamas, whynya adalah tentara Israel yang masuk ke jalur Gaza, dan terakhir, Hownya adalah bagaimana mengusir tentara Israel.

Jika anda ingin menyampaikan informasi yang berbentuk data saja, maka itu sudah cukup. Ketika orang lain paham, bahwa ada perjanjian kerjasama antara Indonesia dan Hamas untuk mengusir Israel dari jalur Gaza, itu sudah cukup. Anda sudah menjadi penulis.

Untuk menjadi penulis yang baik, kita tidak hanya menyampaikan data, seperti apa adanya data, tapi lebih dari itu. Lebih menarik, dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan gamblang, lebih rinci, dengan menambahkan keterangan-keterangan yang memperjelas cerita, lebih komprehensif, dengan tambahan pendapat-pendapat, baik pribadi, pakar atau para praktisi.

Intinya, membuat tulisan lebih dari sekedar menyampaikan data, orang jadi tertarik, menjadi lebih jelas dengan sudut pandang yang berbeda.
Contohnya, hari ini, tanggal 3 Januari 2008, Indonesia mencatatkan sejarah penting, melalui Pemerintahan SBY beserta seluruh menteri-menterinya, Indonesia mengadakan perjanjian dengan delegasi Hamas. Hal sangat fenomenal dari perjanjian ini adalah, Indonesia akan mengirimkan pasukan terbaiknya untuk mengusir tentara Israel dari jalur Gaza.
Ini menjadi catatan sejarah tersendiri bagi negara Indonesia, karena sejak kemerdekaan, kita tidak pernah menyatakan dukungannya secara terbuka kepada negera yang sedang mengalami konflik, dan akan turun tangan langsung. Perserikatan Bangsa-Bangsa merasa prihatin atas sikap Pemerintah Indonesia ini, dikhawatirkan akan mempengaruhi sikap negara-negara lain.

Didalam tulisan di atas, ada beberapa penekanan, keberpihakan dan sikap dunia internasional, dimana hal ini adalah pengembangan dari kondisi yang ada. Tidak susah kan? Ini namanya angle cerita atau sudut pandang, kita memberikan sudut pandang kepada pembaca.

Kedua, mudahnya menulis itu sama seperti mudahnya bercerita. Selama orang itu dapat membaca dan menulis, maka memaparkan cerita dalam bentuk tulisan menjadi mungkin. Setiap orang mampu menulis. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh orang yang mau menulis, seperti yang telah banyak disampaikan oleh para trainer dan penulis.

Saya coba rangkumkan, dan tinggal dipraktekkan.
1) Banyaklah berlatih, karena praktek akan membuat kita terasah,
 2) Tulislah tanpa mengedit, jangan menulis sambil mengedit tulisan,
3) Mulailah dari sekarang,
4) Buatlah bagan cerita, agar lebih mudah,
5) Mintalah pendapat orang tentang tulisan anda.
Ini semua merupakan rangkuman yang saya coba berikan kepada anda, walaupun tidak mudah dalam melakukannya, dan proses kemampuan menulis seseorang juga dipengaruhi oleh apa yang ada di dalam otak penulis, maka setiap orang, mempunyai kemampuan menulis sesuai dengan gaya masing-masing.

Gaya Andrea Hirata yang fotografik, sangat rinci terhadap lingkungan dan kejadian yang akan diceritakan. Gaya Emha Ainun Najib, menekankan pada alur ceritanya, bukan pada kondisi lingkungan kejadian. Gaya Gunawan Muhammad, yang lancar dalam bertutur, dan gaya tulisan novel yang menekankan pada pembicaraan.
Setiap kita mempunyai gaya, tidak perlu memaksakan gaya orang lain kepada kita, mungkin kita mempunyai gaya sendiri, jangan takut berbeda dalam menyampaikan. Semuanya boleh-boleh saja.

Ketiga, ketika kita sudah terbiasa dalam bahasa tulisan, maka seperti halnya pemain musik, kita dapat menari dalam tulisan kita. Memainkan emosi pembaca, mencari sudut pandang yang berbeda dari orang kebanyakan, dan mungkin juga menyampaikan sesuatu yang orang lain tidak peduli. Maka pengalaman menulis adalah penting, sepenting latihan bagi pemain musik.

Tidak akan pernah ada orang terlahir langsung pintar di satu bidang, hukum alam tidak dapat dimanipulasi. Proses tanam, merawat dan memanen adalah proses yang tidak dapat dipotong. Menanam hari ini, langsung menuai esok pagi, tidak akan pernah ada. Ada proses yang tidak dapat kita langkahi, maka mulailah berlatih.

Contoh yang sangat konkrit dalam hal ini adalah, sales. Beda antara sales yang baru dan sales yang lama tidaklah banyak, yakni pengalaman. Sales yang baru mungkin akan nervous ketika membuka pembicaraan dengan pelanggan yang baru ditemuinya, grogi dan lain-lain.
Namun, setelah 3 – 4 kali bertemu dengan pelanggan yang baru, maka menjumpai pelanggan yang baru menjadi hal yang menyenangkan, tidak takut dan malah menjadi tantangan sendiri. Ini tidak jauh berbeda di dunia tulisan, awalnya kita mengalami kesulitan untuk memulai, dan akhirnya, kita tidak takut untuk memulai.

Keempat, untuk menjadi penulis yang baik, maka kita harus terus mengembangkan ilmu kita, wawasan, dan informasi. Semakin kaya akan informasi, semakin mudah kita mengaitkan suatu data dengan suatu cerita.
Semakin indah dan menarik bahasa kita dalam bertutur, karena informasi akan sangat membantu mencarikan alur-alur untuk menulis. Seperti sosial, hukum, ekonomi, pendidikan, estetika, etika, agama dan lain sebagainya. Hanya penulis yang tidak ingin berkembanglah yang tidak mau meningkatkan ilmunya, tidak mau mengasah lagi ilmu-ilmu yang telah ia kuasai.

Kelima, seorang penulis akan terlatih berfikir logis dan analitis, oleh karena itu, setiap individu yang ingin mengembangkan kemampuan menulisnya, harus mengasah kemampuan logis dan analisisnya. Mencari kaitan suatu data, merunutkan suatu cerita, memaparkan dan akhirnya menjadi enak untuk dibaca.Semoga bermanfaat. (M. Suja’i Anhar)
VIVAnews –( Sumber  Tulisan) http://ureport.vivanews.com

Minggu, 24 April 2011


Konsep Pengambilan Keputusan untuk Sistem Informasi

1.    Pendahuluan
Banyak manajer yang bergantung pada metode penyelesaian masalah secara informal. Percaya pada tradisi menyebabkan para manajer mengambil keputusan yang sama dengan keputusan terdahulu untuk masalah atau kesempatan yang sama, meminta saran kepada yang berwenang dan mengambil keputusan berdasarkan saran seorang ahli atau manajer tingkat yang lebih tinggi. Manajer yang memakai pendekatan rasional, cerdik dan sistematis akan mencapai solusi lebih baik.
Proses pengambilan keputusan yang didukung SIM telah dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini:
Menurut Herbert A. ada 3 tahap pokok:
a.    Penyelidikan: mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi persoalan.
b.    Perancangan: mendaftar, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi proses-proses untuk memahami, menghasilkan pemecahan dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
c.    Pemilihan : memilih arah tindakan tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilakdanakan.

Menurut Rubeinstein dan Haberstroh langkah-langkah dalam mengambil keputusan:
a.    Pengenalan persoalan atau kebutuhan
b.    Analisis dan laporan alternatif-alternatif
c.    Pemilihan alternatif yang ada
d.    Komunikasi dan pelaksanaan keputusan
e.    Langkah lanjutan dan umpan balik hasil keputusan.

Newman, Summer, dan Warren merinci langkah pengambilan keputusan:
a.    Pembuatan suatu diagnosis
b.    Penemuan penyelasaian alternatif-alternatif
c.    Penganalisaan dan pembandingan alternatif-alternatif
d.    Pemilihan rencana yang diambil

Elbing menyatakan proses pengambilan keputusan dalam organisasi mencakup:
a.    Identifikasi dan diagnosis masalah
b.    Pengumpulan dan analisis data yang relevan
c.    Pengembangan dan evaluasi alternatif-alternatif
d.    Pemilihan alternatif terbaik
e.    Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil

2.    Kerangka Kerja dan Konsep untuk Pengambilan Keputusan
Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsepnya akan bermanfaat untuk pembahasan berikutnya.

Sistem Pengambilan Keputusan
Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisah dari masukan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap:
a.     Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-masing.
b.     Memiliki metode yang memungkinkan dia membuat urutan kepentingan semua alternatif.
c.  Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan/kegunaan.

Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagian berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi lingkungan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambilan keputusan:
a.      Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil.
b.      Melakukan pencarian secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan.
c.      Mengambil suatu keputusan yang memuaskan tingkat aspirasinya.

Pengetahuan Tentang Hasil
Suatu hasil menentukan apa yang akan terjadi bila sebuah keputusan diambil dan/atau arah tindakan diambil. Dalam analisis pengambilan keputusan, biasanya dibedakan tiga jenis pengetahuan yang berhubungan dengan hasil, yaitu:
a.     Kepastian yaitu pengetahuan yang lengkap dan akurat mengenai hasil tiap pilihan. Hanya ada suatu hasil untuk setiap pilihan.
b.    Resiko yaitu hasil yang mungkin timbul dapat diidentifikasi, dan suatu kemungkinan peristiwa dapat dilekatkan pada masing-masing hasil.
c.     Ketidakpastian yaitu beberapa hasil mungkin timbul dan dapat diidentifikasi, tetapi tak ada pengetahuan mengenai kemungkinan yang dapat dilekatkan kepada masing-masing hasilnya.

Tanggapan Keputusan
Keputusan dapat digolongkan sebagai terprogram atau tidak terprogram berdasarkan kemampuan organisasi atau individu untuk mengadakan prarencana atas proses pengambilan keputusan. Keputusan terprogram adalah keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai seperangkat aturan atau prosedur keputusan. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah setiap saat diperlukan. Keputusan dalam suatu sistem keputusan terbuka adalah tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan sebelumnya semua faktor.

Uraian tentang Pengambilan Keputusan
Sebuah model pengambilan keputusan yang memberitahukan pengambil keputusan bagaimana seorang dai harus mengambil segolongan keputusan disebut model normatif atau perspektif. Sebuah model yang menguraikan bagaimana sesungguhnya pengambil keputusan mengambil keputusan disebut model deskriptif. Model deskriptif berusaha menjelaskan perilaku sebenarnya dan karena itu telah dikembangkan terutama oleh para ilmuwan keperilakuan.

 Kriteria untuk Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih di antara alternatif-alternatif didalam model normatif adalah pemaksimalan/maksimisasi. Tujuan ini, bila dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, dianggap sebagai fungsi obyektif sebuah keputusan. Pandangan tradisional tentang kriteria pengambilan keputusan yang mengandung resiko adalah memaksimalkan nilai yang diharapkan. Sebuah pandangan altenatif pada kriteria pengambilan keputusan adalah pemuasan.

Relevansi Konsep Keputusan terhadap Perancangan SIM
SIM berdasarkan komputer berguna baik dalam sistem tertutup maupun terbuka. Dalam keputusan model tertutup, komputer bertindak sebagai sebuah alat penghitung untuk bisa menghitung hasil optimum. Dalam model terbuka, komputer bertindak sebagai pembantu bagi pengambilan keputusan dalam menghitung, menyimpan, mencari kembali, menganalisis data dan sebagainya. Perancangan tersebut memungkinkan manusia pengambil keputusan mengalokasikan tugas bagi dirinya atau pada komputer.
Perbedaan dalam pengambilan keputusan untuk keputusan dalam keadaan kepastian, resiko, dan ketidak pastian menunjukkan perlunya beberapa model keputusan bagi SIM. Untuk setiap model, persyaratan datanya berlainan, penyajiannya juga berbeda, dan masukan keputusan dari manusia pengambil keputusannya juga tidak sama.
 Terbatasnya manusia pengambil keputusan dalam organisasi disamping efisiensi relatif dari pengolahan manusia atas keputusan berarti bahwa SIM harus memprogram sebanyak mungkin keputusan. Bila keputusan tidak dapat sepenuhnya diprogram, maka yang mungkin adalah pemprograman sebagian. Dalam kasus ini aturannya telah ditentukan sebelumnya digunakan sampai batas tertentu dan kemudian keputusan lanjutannya diserahkan pada seorang manusia pengambil keputusan.

3. Model Keperilakuan pada Pengambilan Keputusan Keorganisasian

Teori keperilakuan pada pengambilan keputusan mencerminkan sebuah sistem terbuka. Teori ini lebih bersifat deskriptif daripada normatif. Ke empat konsep pokok yang digunakan oleh Cyert dan March untuk menjelaskan pengambilan keputusan keorganisasian adalah pemecahan semu pada konflik, penghindaran ketidak pastian, pencarian problemistik, dan pembelajaran keorganisasian.

Pemecahan Semu pada Konflik
Sebuah organisasi merupakan koalisi para anggota yang memiliki tujuan-tujuan berbeda dan kekuatan berlainan untuk mempengaruhi sasaran keorganisasian. Tujuan keorganisasian berubah dengan masuknya anggota baru atau keluarnya anggota lama. Terdapat konflik antara berbagai tujuan anggota keorganisasian. Sekalipun berbagai tujuan pribadi diabaikan, tujuan sub-sub unit seperti produksi, penjualan, dan pengendalian sediaan merupakan hal-hal yang saling bertentangan. Konflik-konflik demikian itu dipecahkan dengan tiga metode:
a.     Rasionalitas akal yaitu subsistem diperkenankan menyusun sendiri.
b.     Aturan keputusan tingkat yang dapat diterima yaitu dengan keterbatasan tertentu, subsistem diperkenankan mengambil keputusan sendiri berdasarkan aturan keputusan dan prosedur keputusan yang telah disepakati.
c.     Perhatian berurutan terhadap tujuan yaitu organisasi satu tujuan dulu, kemudian pada yang berikutnya sehingga setiap tujuan yang berkonflik mendapat kesempatan untuk mempengaruhi perilaku keorganisasian. Dengan memberikan perhatian berurutan terhadap tujuan yang berkonflik juga berarti bahwa konflik tertentu tak pernah terpecahkan karena tujuan yang berkonflik tak pernah ditanggapi secara bersamaan.

Penghindaran Ketidakpastian
Organisasi hidup dalam lingkungan yang tak menentu. Perilaku pasar, pensuplai pemegang saham, pemerintah, dan sebagainya tidak dapat dipastikan. Model keputusan dalam resiko menganggap bahwa pengambil keputusan akan memaksimalkan nilai yang diharapkan. Teori keperilakuan pengambilan keputusan keorganisasian menganggap akan berusaha menghindari resiko dan keraguan/ketidakpastian dengan mengorbankan nilai yang diharapkan. Pada umumnya, seorang pengambil keputusan bersedia menerima pengurangan dalam nilai yang diharapkan suatu hasil demi meningkatnya kepastian hasil. Beberapa metode legal yang digunakan untuk mengurangi atau menghindari ketidakpastian adalah sebagai berikut:
a.     Daur umpan balik dan reaksi jangka pendek yaitu sebuah daur umpan balik jangka pendek memungkinkan seringnya keputusan baru dan karenanya mengurangi kekhawatiran tentang ketidakpastian yang akan datang
b.     Pengaturan lingkungan yaitu organisasi berusaha mengendalikan lingkungannya melalui praktek konvensional dalam lingkup industri melalui suplai jangka panjang, kontak penjualan, dan sebagainya.

Pencarian Problemistik
Pencarian adalah stimulasi persoalan dan diarahkan pada penemuan sebuah pemecahan atas persoalan. Teori keperlilakuan berdalil bahwa pencarian adalah berdasarkan aturan-aturan yang agak sederhana :
a.    Pencarian secara lokal baik yang dekat pada gejala yang ada maupun yang dekat pada pemecahan yang ada. Sebagai contoh, suatu kegagalan dalam mencapai tujuan penjualan akan menyebabkan pencarian berawal pada departemen penjualan dan program penjualan.
b.      Bila pencarian lokal gagal, kembangkan pencarian ke bidang-bidang keorganisasian yang lemah adalah bidang yang sumberdayanya lentur atau tujuannya sulit diperhitungkan.

Pemahaman Keorganisasian
Organisasi menunjukkan perilaku yang sanggup menyesuaikan dengan berjalannya waktu. Merka mengubah tujuan dan merevisi prosedur pencarian berdasarkan pengalaman mereka. Tujuan-tujuan pada tingkat aspirasi nampaknya berubah dalam menanggapi hasil yang dialami. Dalam keadaan mantap, tingkat aspirasi berada sedikit diatas prestasi. Bila terjadi peningkatan prestasi; maka tingkat aspirasi akan berada dibawah prestasi. Dan bila terjadi kemerosotan tingkat prestasi, tingkat aspirasi akan menurun tetapi tetap berada diatas tingkat prestasi.

Penerapan Model keperilakuan Pengambilan Keputusan pada SIM
Teori keperilakuan adalah sebuah model deskriptif dari pengambilan keputusan keorganisasian. Disini tekanannya adalah pada pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk mengendalikan lingkungan, adanya tujuan yang tidak konsisten berdasarkan persekutuan keorganisasian para anggota yang ada, pencarian persoalan, dan perilaku penyesuaian keorganisasian dengan berjalannya waktu. Nilai utama pola keperilakuan pada perancangan SIM adalah menyadarkan perancang pada pertimbangan-pertimbangan keperilakuan.pemahaman keorganisasian dan perilaku penyesuaian adalah penting dalam merancang prosedur informasi bagi sistem perencanaan dan pengendalian karena adanya kebutuhan mengenal perubahan tujuan dan aspirasi.
 
IV. Pengaruh Gaya Kognitif atas Pengambilan Keputusan oleh Individu

Strategi yang dipakai individu dalam upaya mencapai sebuah keputusan atau memecahkan sebuah persoalan disebut gaya kognitif. Dan para individu berbeda-beda dalam gaya kognitif mereka.  Seorang periset mencirikan individu berdasarkan pola komunikasinya dan berdasarkan cara penimbangnya. Pola komunikasi berkisar dari preseptif sampai reseptif. Riset atau gaya kognitif secara langsung relevan bagi perancangan sitem informasi manajemen. Sistem-sistem berdasarkan komputer cenderung dirancang oleh individu yang analitis/sistematis yang menerima sifat pengambilan keputusan sebagai analitis/sistematis. Para manajer yang analitis/sistematis biasanya mau menggunakan sistem semacam itu karena mereka lekat pada gaya keputusan mereka. Dengan kata lain, model keputusan tersedia untuk menstruktur keputusan, tetapi manajer dapat meninggalkan model untuk menjelajahi ancangan-ancangan alternatif.
 
V. Metode Memutuskan untuk Memilih Alternatif

Metode untuk memilih alternatif biasanya menganggap bahwa semua alternatif diketahui. Tetapi bagi kebanyakan keputusan, proses pencariannya berhenti segera setelah semua alternatif yang layak telah diuji.dengan berpegang pada pembatasan praktis ini dalam proses keputusan, bagian uraian ini meninjau metode-metode untuk memutuskan alternatif.

Teknik Omptimisasi dalam Kepastian
Teknik optimisasi menganggap sistem keputusan adalah tertutup dalam mana semua alternatif dan hasil-hasilnya diketahui. Persoalan penghitungan adalah menghitung alternatif mana yang optimal untuk fungsi sasaran yang ada. Beberapa teknik untuk menggambarkan keanekaan teknik yang dipakai dapat diikuti dibawah ini, meskipun penjelasan cara menggunakannya adalah diluar lingkup tulisan ini.
 System persaman (system of equations)
Pemprograman linier (linear programming)
Pemprograman integer (integer programming)
Pemprograman dinamis (dynamic programming)
Model antrian (queueing models)
Model sediaan(inventoryv models)
 Analisis peranggaraan modal (capital budgeting analysis)
 Analisis impas (breakeven analysis)

 Matriks Hasil dalam Teori Keputusan Statis
Istilah teori keputusan statis digunakan sehubungan dengan teknik mengevaluasi hasil potensial dari tindakan-tindakan alternatif dalam sebuah situasi keputusan. Ini adalah model sistem keputusan tertutup, sehingga semua alternatif dan hasil-hasilnya dianggap diketahui. Pengambil  keputusan memiliki suatu sasaran seperti misalnya memaksimalkan laba. Metode penyajian data dalam teori keputusan adalah sebuah matriks hasil atau pohon keputusan.  Orientasi SIM pada informasi dan keputusan berarti bahwa analisis/ perancang SIM perlu memahami teori keputusan da teknik-teknik keputusan. SIM harus dirancang untuk memberikan dukungan keputusan dalam bentuk berbagai teknik dan ancangan.
 

Pustaka :
  1. __, Pengantar Sistem Informasi, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1993
  2. E.S Margianti, D. Suryadi H.S, Sistem Informasi Manajemen, Gunadarma, 1994
  3. McLeod Raymond, Sistem Informasi Manjemen (terjemahan) jilid 1, Prentice Hall1996
  4. McLeod Raymond, Sistem Informasi Manjemen (terjemahan) jilid 2, Prentice Hall1996
5.    Gordon B. Davis, Sister Informasi Manajemen, Jakarta, PPM&PT Pustaka Binaman Pressindo, 1999, h. 126